Saat ini perkembangan iklan luar biasa
kreatif dan unik, baik iklan media cetak, radio, luar ruangan hingga iklan
televisi yang sudah kita tahu membutuhkan biaya yang sangat besar. Tidak hanya
perusahaan dengan profit besar yang berani beriklan, bahkan perusahan kecil
yang belum paham akan managemen brand pun ikut iklan di layar televisi.
Tentu kita masih ingat iklan sebuah
klinik kesehatan yang cukup populer hanya dengan mengumpulkan testimoni para
pasiennya. Beberapa minggu menjadi trending topic yang dibicarakan di jejaring
sosial.
Iklannya cukup booming, tapi saya tidak
tahu bagaimana dengan feedback dari iklan tersebut, apakah omset klinik
tersebut naik atau malah masyarakat menjadi antipati sehingga menjadi sepi.
Jika kita telisik, sebenarnya siapa yang
salah? Agensi pembuat iklan, konseptor, pengiklan atau badan pengawas
penyiaran? Tidaklah penting kita mencari siapa yang memunculkan gagasan ide
tersebut.
Menurut saya iklan yang cukup mengena dan
menggelitik adalah iklan salah rokok kretek dari kudus. Dimana karakter jin
menjadi ikon dengan menghadirkan cerita kehidupan nyata. Sindiran halus yang
ditujukan kepada penonton pun tersampaikan dan setiap edisi iklan yang baru
pasti selalu dinantikan.
Ternyata tidak hanya tvc saja yang"
GILA" idenya, di below the line (media
lini bawah) tidak kalah unik dan menggelitik. Ketika saya melintas di jalan
solo, saya menemukan rontek iklan terpampang dipinggir jalan dengan headline
janda disc.50%. Saya pun penasaran dan memutuskan untuk putar balik membaca
ulang iklan tersebut.
Ternyata
setelah saya lihat seksama, iklan tersebut merupakan iklan batu nisan dimana
ada potongan khusus bagi istri yang ingin membuatkan batu nisan untuk makam
suaminya.
Cukup kreatif
untuk memancing mata pengendara yang lewat, karena waktu 2 detik hanya akan
fokus pada headlinenya.
Untuk insan
kreatif lainnya mari kita tunjukan kreatifitas kita untuk terus berkarya dan
bermanfaat bagi orang lain,
IMHO
Tulisan ini
bukanlah sebuah studi kasus apalagi studi banding layaknya anggota dewan, ini
hanyalah sebuah opini dari saya sebagai penikmat media luar ruangan yang
setiap hari berlalu lalang di jalan.
0 comments:
Post a Comment