Curhat #1

/ /
Tak Kenal Maka Tak Sayang


“Solo-Solo, Solo mas, masih ada kursi kosong” teriak kenek sebuah bus Bumel P.O XXXX (sensor mas, g boleh sebut merk)
Suasana terminal “dadakan” di
jalan Smg-Solo begitu rame karena hari itu adalah hari Jumat dimana sebagian kaum Urban (ceilee opo kui) mudik ke kampoeng halamannya, untuk melepas rindu bersama keluarga mereka.
Bus Patas yang saya maksud pun datang, tapi ternyata sudah penuh, saya pun terpaksa menunggu bis berikutnya. Sejam berlalu tetapi bus kagak nongol jg, terpaksa beli tiket via calo  (padahal harganya same aje, kenape kagak dari tadi ajah haha ).
Tiba-tiba seorang bapak-bapak turun dari taksi dan duduk di halte tepat di sebelah saya. Saya taksir umurnya masih kepala 4 karena ubannya masih jarang (maaf ya mbah, ubanmu udah banyak tapi km masih muda kok :D). Akhirnya  terjadilah sebuah drama dialog yang cukup alot:

B:“Jam berapa mas?”
S:“ Jam tengah lima pak! (WAAT berarti saya sudah nunggu 2, 5 jam )”
B:“ kerja dimana mas? “
S:”Saya masih kuliah pak? Bapak sendiri kerja dimana pak?”
B:”Di Notaris mas, ngambil jurusan apa mas?”
S:”(Jogja-Solo pak, lah mangnya bus AKAP) Saya ambil DKV pak!”
B:”DKV? Apa itu mas? Saya baru dengar ada jurusan ky gitu”.
S:”Jadi DKV itu kepanjangan dari Desain Komunikasi Visual pak,,,”
B:”ada ya mas jurusan kaya gitu? Saya tahunya Cuma ekonomi, hukum, pendidikan
dsb. Itu tentang apa ta mas? Yang dipelajari itu apa aja sih mas”
S:”DKV itu mempelajari ilmu komunikasi,periklanan, multimedia, desain grafis,
animasi, fotografi, tentang huruf/typhography, kajian tentang desain, seni rupa dan kawan-kawannya pak!”
B:”owalah mas, desain grafis to? Tukang bikin spanduk itu ya? Trus  bikin undangan
manten, nyetak buku jg ya? Bisa nyablon juga berarti mas?”
S:”#@*&*%*&$@%^76”

GUBRAKKK.. rasanya pengen nangis sambil ngedot susu kambing Ettawa, Sebenere apa yang ditanyakan bapak di atas tidak salah. Itu sebagian kecil dari output DKV,masih banyak sekali bidang lain yang yang relevan dengan DKV seperti yang dijelaskan oleh bapak Surianto Rustan
karena DKV belum begitu familiar di telinga masyarakatm sehingga selama ini dalam dunia percetakan desainer itu selalu disamakan dengan tukang setting.
Untuk lebih mengenal apa itu DKV silahkan baca artikel dari FDGI tentang Sejarah DKV Indonesia.



0 comments:

Post a Comment